Pembiasaan Dzikir Pagi dan Petang di Pondok Pesantren Daaruth Thoyyibah

Karanganyar (LogaritmaNEWS) – Suasana tenang dan penuh khusyuk menyelimuti Pondok Pesantren Daaruth Thoyyibah – SMPIT Logaritma pada Sabtu, (28/9/2024) sore. Usai melaksanakan shalat Ashar, seluruh santri dan ustadz berkumpul untuk melaksanakan dzikir bersama. Kegiatan ini menjadi agenda rutin yang bertujuan untuk memperdalam spiritualitas dan menanamkan nilai-nilai keagamaan di kalangan santri.

Pondok Pesantren Daaruth Thoyyibah yang berlokasi di Jalan Kelurahan Jatiluhur KM 1, Karanganyar, Kebumen menjadi tempat bagi para santri untuk memperkuat ikatan spiritual mereka. Di tempat ini, suasana penuh ketenangan dan religiusitas menjadi ciri khas, terutama saat kegiatan dzikir berlangsung.

“Kegiatan dzikir bersama ini adalah bentuk pengamalan ajaran Islam yang harus terus kita lestarikan. Melalui dzikir, kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menguatkan hati dalam menghadapi berbagai tantangan,” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Daaruth Thoyyibah, Kyai H. Yunus Anies Ridwan Al Badrie, melalui wakilnya, Ustadz Hartono, S.Pd., ketika diwawancarai Jurnalis LogaritmaNEWS.

Ustadz Hartono juga menjelaskan bahwa dzikir memiliki dimensi spiritual yang mendalam, tidak hanya untuk meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT, tetapi juga sebagai sarana introspeksi diri. “Dengan berdzikir, kita belajar untuk menyadari kelemahan dan kekurangan kita, sekaligus mengakui kebesaran Allah SWT yang selalu memberi kita kekuatan,” ungkapnya. Pihaknya menambahkan bahwa dzikir dapat menjadi benteng pertahanan bagi para santri dalam menghadapi berbagai godaan dunia, mengingat pentingnya memiliki hati yang selalu terhubung dengan Allah SWT.

Lebih jauh, dzikir bersama yang dilakukan di pondok ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keimanan secara individu, tetapi juga memperkuat ikatan spiritual di antara para santri. “Melalui dzikir bersama, kita belajar arti kebersamaan dalam keimanan. Ini adalah bentuk solidaritas spiritual yang menyatukan hati-hati kita di jalan Allah SWT. Para santri saling mendukung satu sama lain untuk tetap teguh dalam menjalani kehidupan pesantren yang penuh disiplin dan tuntutan,” tambah Ustadz Hartono.

Pihaknya juga menyebutkan bahwa dzikir yang dilakukan secara kolektif memberikan kekuatan yang lebih besar. “Suara lantunan dzikir dari seluruh santri yang bergema menciptakan suasana khusyuk dan damai. Ini bukan hanya tentang kata-kata yang diucapkan, tetapi getaran hati yang menyatu dalam zikir kepada Allah,” jelasnya dengan penuh semangat. Suasana di pondok saat dzikir berlangsung, menurutnya, menjadi cerminan dari ketenangan dan kesucian hati para santri.

Melalui pembiasaan dzikir, Pondok Pesantren Daaruth Thoyyibah berkomitmen untuk membentuk karakter santri yang kokoh, baik secara spiritual maupun emosional. “Kami berharap dzikir ini tidak hanya menjadi rutinitas di pondok, tetapi juga melekat dalam kehidupan mereka setelah keluar dari sini. Dzikir adalah salah satu cara untuk menjaga ketenangan jiwa dan kekuatan hati di tengah arus kehidupan yang kadang penuh dengan ujian,” pungkas Ustadz Hartono.

Kegiatan pun berlanjut dengan lantunan surat Al Waqi’ah, menambah kekhidmatan suasana. Surat ini diyakini memiliki keutamaan tersendiri, terutama dalam menarik rezeki. Para santri mengikuti dengan penuh perhatian, menyimak dan menirukan setiap ayat yang dibacakan oleh Ustadz. Kegiatan ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga memperkuat ikatan spiritual di antara mereka.

Salah seorang santri, Firdaus Asykar Abdillah dari kelas VII A, mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti kegiatan dzikir bersama. “Rasanya tenang dan damai. Dzikir membuat saya lebih fokus dalam belajar dan mendekatkan diri kepada Allah,” kata Asykar.

Asykar menambahkan bahwa momen dzikir memberikan ketenangan batin yang sangat diperlukan, terutama di tengah tuntutan belajar yang semakin tinggi. “Setelah dzikir, saya merasa lebih bersemangat dan siap menghadapi tantangan di sekolah. Ini seperti pengingat bagi saya untuk selalu bersyukur dan berusaha lebih baik lagi,” ujarnya dengan antusias.

Hal senada disampaikan oleh Dava Rizky Aditya kelas IX A. Ia berbagi pengalaman mendalam setelah mengikuti kegiatan dzikir bersama. “Setiap kali saya berdzikir, rasanya seperti beban di hati ini terangkat. Ada ketenangan yang sulit diungkapkan,” ujar Dava dengan semangat. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini memberinya perspektif baru tentang pentingnya berdoa dan bersyukur.

Dava juga menyoroti bagaimana dzikir membantu menciptakan suasana belajar yang lebih baik. “Setelah dzikir, saya merasa lebih segar dan siap untuk menghadapi pelajaran. Ini membuat saya lebih termotivasi untuk belajar,” tambahnya. Dirinya merasakan perubahan positif dalam sikapnya sehari-hari, yang berujung pada peningkatan nilai di sekolah.

Selain itu, Dava mengungkapkan rasa syukurnya karena bisa berdoa bersama teman-temannya. “Rasa kebersamaan itu sangat kuat. Kami saling mendukung, dan itu membuat saya merasa tidak sendiri dalam menjalani proses belajar,” jelasnya. Dengan harapan kegiatan dzikir akan terus berlanjut, Dava percaya bahwa kebiasaan baik ini akan membentuk karakter yang lebih kuat dalam diri setiap santri.

Sementara itu Kepala SMPIT Logaritma Karanganyar ustadzah Miftah Nur Azizah, S.Pd. ketika ditemui di ruang kerjanya, menegaskan bahwa kegiatan dzikir di Pondok Pesantren Daaruth Thoyyibah sangat sesuai dengan visi SMPIT Logaritma Karanganyar, yaitu membentuk pribadi Muslim yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, memiliki wawasan keilmuwan yang luas, serta kuat secara fisik dan kepribadian.

“Dzikir merupakan wujud nyata dari misi kami untuk mewujudkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dalam setiap aktivitas para santri. Melalui dzikir, kami mengajak para santri untuk selalu mengingat Allah dalam segala situasi, baik saat belajar maupun dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Ustadzah Miftah. Pihaknya juga menekankan pentingnya kerangka keilmuwan yang selalu berada dalam ketaatan kepada Allah, sebagaimana tertuang dalam misi sekolah.

Lebih lanjut, Ustadzah Miftah menjelaskan bahwa dzikir memberikan fondasi spiritual yang kuat bagi para santri, yang mendukung misi sekolah untuk memberikan pendampingan aktif, kreatif, dan menyenangkan dalam mengembangkan wawasan keilmuwan. “Saat hati para santri tenang dan jiwa mereka terhubung dengan Allah, proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Ini sesuai dengan misi kami untuk mengembangkan wawasan keilmuwan dalam suasana yang menyenangkan dan penuh semangat,” tambahnya.

Dalam kaitannya dengan kesehatan fisik, Ustadzah Miftah juga menekankan pentingnya keseimbangan antara ruhani, intelektual, dan fisik. “Selain aspek spiritual, kami di SMPIT Logaritma Karanganyar juga membudayakan hidup sehat dan menjaga kekuatan fisik para santri. Dzikir membantu menenangkan pikiran, yang pada gilirannya berpengaruh positif pada kesehatan mental dan fisik mereka,” ujarnya.

Menurutnya, dzikir tidak hanya memperkuat spiritualitas, tetapi juga membentuk karakter yang kuat dan berintegritas. “Kami ingin agar para santri tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepribadian yang tangguh dan kuat, sesuai dengan visi sekolah kami,” pungkasnya.

Pondok Pesantren Daaruth Thoyyibah memang dikenal dengan komitmennya dalam membangun karakter santri melalui pembiasaan ibadah. Kegiatan dzikir bersama ini adalah bagian dari program yang lebih besar, yang mencakup berbagai aktivitas keagamaan dan pendidikan. Melalui pembiasaan seperti ini, diharapkan santri tidak hanya menjadi cerdas secara akademis, tetapi juga matang secara spiritual.

Dengan kegiatan dzikir bersama ini, Pondok Pesantren Daaruth Thoyyibah tidak hanya membentuk santri menjadi pribadi yang unggul dalam ilmu, tetapi juga menjadikan mereka generasi yang berakhlak mulia dan beriman kuat. Semoga tradisi ini terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi pesantren-pesantren lainnya. (sfd)

 

——————————————————————————————————————–

Info PPDB klik Disini

Brosur PDF Download (Disini)

 

“Yang Muda, Beriman, Bertaqwa, Smart, Cendekia”